Sesungguhnya kemuliaan diri tidak
terletak pada kesombongan dan tidaklah sama dengan kehinaan. Kemuliaan adalah
cahaya dan terletak di kutub yang lain, sedangkan kehinaan adalah kegelapan dan
terletak di kutub yang lainnya lagi.
Menghindari kesombongan bukan
berarti rendah diri. Karena rendah diri kepada sesama manusia adalah kehinaan.
Menghindari kesombongan adalah rendah hati, beribadah hanya karena-Nya dan mau
menerima kebenaran dari mana pun datangnya.
Tidak ada orang yang menghindari
kesombongan kemudian menjadi hina. Sekalipun orang itu tidak dikenal di
masanya, tetapi karena akhlaknya yang mulia dan beramal dengan ikhlas, Allah
mematri namanya di hati dan pikiran generasi selanjutnya. Tidak terasa ratusan
tahun kemudian namanya banyak disebut orang, nasihat-nasihatnya didengar dan
diamalkan, akhlaknya menjadi contoh teladan. Inilah makna firman Allah, “Dan
kesudahan yang baik bagi orang-orang bertakwa.” (QS al-Qashash [28]: 83).
Abu Dzar Ra. berkata, “Ada orang
yang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat engkau tentang orang yang
mengerjakan suatu amal dari kebaikan dan orang-orang memujinya?” Beliau
menjawab, “Itu merupakan kabar gembira bagi orang mukmin yang diberikan lebih
dahulu di dunia.” (HR. Muslim).
Said bin Jubair walaupun bertahun-tahun
dipenjara dan akhirnya dihukum mati, kepalanya dipenggal oleh seorang algojo,
namun ulama dan kaum muslimin mencintainya dan mendoakannya karena dia adalah
syuhada, pembela yang haq, dan penegak keadilan yang tak takut mati.
Ibnu
Taimiyah mati di dalam penjara, namun
kebaikan-kebaikannya terasa hingga kini. Dia dikenal sebagai ulama pembela
as-Sunnah, panglima perang di medan jihad, dan seorang penulis yang tiada
duanya. Kitabnya berjilid-jilid tebalnya, kandungannya sangatlah berharga, dan
menjadi rujukan banyak ulama.
Hasan al-Banna mati ditembak, yang
mengubur jenazahnya hanya empat orang; ayahnya, istrinya, anaknya, dan seorang
nasrani. Hal itu terjadi karena seluruh pengikutnya dijebloskan ke dalam
penjara dan para ulama tidak ada yang diberitahu tentang kewafatannya. Dia kini
dikenal sebagai salah satu tokoh terkemuka, mujahid, ulama shalih, da’i,
murabi, dan pendiri jamaah Islam terbesar di dunia.
“Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.
Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”
(QS. Ibrahim [14]: 24-25).
Sedangkan bagi orang-orang yang
menyombongkan diri dan zhalim, sekalipun terkenal di masanya, kaya hartanya,
tinggi kedudukannya, luas kekuasaannya, namun di masa kemudian hanya menjadi
buah hinaan dan kutukan.
Al-Hajjaj seorang pejabat di masa
kekhalifahan Umayah, dikenal karena kesadisannya, kekejamannya, pembunuh para
ulama shalih, termasuk di dalamnya Said bin Jubair. Sekalipun kekayaannya
banyak, kedudukan dan pangkatnya tinggi, namun ia hina di sisi Allah dan kaum
muslimin yang mencintai kebaikan. Akhirnya ia mati dalam keadaan mengenaskan,
tubuhnya dipenuhi bisul yang apabila muncul rasa sakit darinya, terdengar suara
yang keras dari mulutnya seperti banteng yang meregang nyawa.
Ahmad bin Du’ad, seorang tokoh
Mu’tazilah, ikut andil menyiksa Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad pun mendoakan
kebinasaannya, maka Allah menimpakan padanya suatu penyakit yang membuatnya
sering mengatakan, “Adapun separoh tubuhku ini apabila dihinggapi oleh seekor
lalat, kurasakan sakit yang bukan kepalang hingga seakan-akan dunia ini kiamat.
Sedang separoh tubuhku yang lain andaikata digerogoti dengan catut sekalipun,
niscaya aku tidak merasakannya.”
Sultan yang memenjarakan Ibnu
Taimiyah akhirnya turun tahta, ulama-ulama pembisiknya akhirnya tidak dihormati
masyarakat. Ulama-ulama su’ (buruk) itu tidak dikenal kecuali hanya namanya,
dan itupun hanya orang-orang tertentu saja. Tapi Ibnu Taimiyah dikenal
sepanjang masa dan ulama-ulama serta kaum muslimin mengagumi dan meneladani
sikapnya.
Raja Faruq, pembunuh Hasan al-Banna,
akhirnya turun tahta setelah beberapa tahun kematian Hasan al-Banna. Dulunya
dihormati, kini dicaci maki dan hanya bagian dari sampah sejarah mesir yang tak
berguna. Pejabat-pejabat Mesir yang banyak menyiksa dan memasukkan aktivis
ikhwanul muslimin ke penjara, seperti Gamal Abdul Naser dan Hamzah Basyuni mati
secara mengenaskan. Yang pertama selalu dihantui ketakutan sebelum matinya,
sedangkan yang kedua mati ditabrak truk penuh dengan besi sehingga tubuhnya
tercabik-cabik tak karuan.
“Dan perumpamaan
kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan
akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun. Allah
meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim
dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim [14]: 26-27).
Seberapa kayanya Anda, kelak ketika
mati harta itu tidak akan dibawa ke alam kubur. Seberapa pintarnya Anda, sangat
mudah bagi Allah memberi satu penyakit yang menjadikan seluruh ilmu yang Anda
miliki hilang. Sekuat apa pun Anda, sesungguhnya Anda tidak lebih kuat dari
rumput yang sering diinjak-injak orang.
Jadilah
batu mulia, jangan jadi debu.
Batu mulia mahal harganya dan sangat indah bila dipandang mata. Sedangkan debu,
menempel di baju, menjadi kotor. Di mana pun ia menempel, sesuatu itu menjadi
kotor. Batu mulia tersembunyi di dalam tanah, sangat sulit mencarinya. Kalaupun
bisa, ia diambil dengan menggunakan alat khusus. Jika sudah diketahui ada di
suatu tempat, beramai-ramai orang ke sana mencarinya.
Sedangkan debu, terlihat di depan
mata, bahkan bisa membuat mata sakit, bisa membuat orang alergi. Orang-orang
berusaha sebisa mungkin menghindari debu. Amal yang dilakukan bukan karena
Allah – di dalam al-Quran – diibaratkan “batu licin yang di atasnya ada debu,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak
berdebu)”. (QS. al-Baqarah [2]: 264). Begitulah amal orang-orang yang sombong,
tidak mendapatkan apa-apa selain hanya gerakan-gerakan yang melelahkan.
RSS Feed
Twitter
09.33
Mas Bae
Posted in 
0 komentar:
Posting Komentar